Selasa, 15 Mei 2012

Kisah Tukang Cukur dan Keberadaan Tuhan

Alkisah , ada seorang laki-laki yang merasa rambutnya sudah mulai panjang. Dia ingin sekali mencukur rambutnya untuk dibuat lebih rapi dari sebelumnya. Akhirnya, dia pergi ke tukang cukur yang cukup terkenal di kampungnya yang letaknya tak jauh dari pasar. Sesampai disana sudah banyak orang mengantri untuk dirapikan pula rambut-rambut mereka. Dan sekarang tibalah giliran lelaki itu. Dengan cekatan si tukang cukur yang sudah ahli itu mengambil gunting cukur dan siap memangkas rambut sang lelaki. Tangan-tangannya yang sudah terampil pun dengan cekatan merapikan rambut-rambut si lelaki yang sudah memanjang dan menjalar hampir menyentuh bahu si lelaki. Saat terjadi adegan tukang cukur yang menggerakkan kesana kemari tangannya di kepala si lelaki dan lelaki yang tengah duduk sambil terkantuk-kantuk karena keenakan dicukur tiba-tiba tukang cukur membuka suara dan memulai pembicaraan untuk membuat suasana menjadi lebih akrab.
"Saya rasa Tuhan itu tidak ada." kata tukang cukur memulai pembicaraan.
"Mengapa demikian ?" tanya lelaki itu.
"Karena kalau Tuhan itu benar-benar ada di dunia ini tidak akan ada lagi yang namanya kemiskinan , kesengsaraan , kejahatan serta ketidakadilan !"
"Coba kau lihat diluar sana masih banyak orang-orang miskin , orang-orang hidup sengsara serta kejahatan dan ketidakadilan dimana-mana !" lanjut tukang cukur. Si lelaki hanya terdiam dan terus mendengarkan tukang cukur yang berbicara.
"Dimana Tuhan ? Dan mengapa masih banyak hal itu terjadi pada manusia ? Dan benar saya rasa Tuhan tidak ada." ucap tukang cukur lagi. Selesai tukang cukur berbicara maka selesai pula cukuran rambut si lelaki dan kini rambutnya sudah terlihat rapi dan pendek dari sebelumnya. Lelaki itu pun segera mengeluarkan uang dan diberikan kepada tukang cukur untuk ongkos cukuran rambutnya setelah itu dia pergi meninggalkan tukang cukur yang sendiri di kedai cukurnya. Tak lama setelah kepergian si lelaki, lewatlah seorang lelaki lain yang berambut gondrong dengan pakaian lusuh lewat di depan kedai.Tiba-tiba, laki-laki yang telah selesai dicukur tadi kembali ke kedai cukur dan berjalan masuk mendekati tukang cukur seraya barkata.
"Tukang cukur itu tidak ada !" katanya kepada tukang cukur. Dengan spontan tukang cukur itupun kaget , karena tidak terima kemudian tukang cukur itu membantah pernyataan laki-laki itu.
"Tentu saja tukang cukur itu ada ! Saya itu tukang cukur !" bantahnya.
"Tidak ! Tukang cukur itu tidak ada ! Jika tukang cukur itu ada , mengapa masih banyak orang-orang yang berambut panjang serta gondrong ? Rambut-rambut mereka idak tertata dengan rapi seperti orang tadi, yang barusan lewat !" jawab si lelaki.
"Kalau soal itu salah mereka mengapa mereka tidak datang kepadaku atau tukang cukur lainnya untuk merapikan rambut mereka !" jawab tukang cukur.
"Tepat sekali ! Sama seperti tukang cukur, Tuhan itu ada ! Banyak kemiskinan, kesengsaraan, kejahatan serta ketidakadilan adalah salah manusia sendiri ! Tuhan ada, tetapi masih banyak manusia-manusia yang tidak datang, beribadah kepada Tuhan untuk meminta dan berdoa kepada Tuhan dan tentu saja Tuhan akan mengabulkan semua permintaan serta doa-doa umatnya.Terlebih lagi tuhan itu selalu ada untuk umat-umatnya!" kata si lelaki kemudian dia pergi meninggalkan tukang cukur. Mendengar pernyataan si lelaki, tukang cukur itu hanya berdiri diam mematung dan terbengong di tempatnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar